3 Okt 2014

Fenomena Cinta Dunia Maya

“Hay, cantik. Aku kayanya suka deh sama kamu. Kamu mau nggak jadi pacar aku?”

“Ko kamu bisa suka sama aku?” Ijah menggaruk-garuk kepalanya. Dia merasa heran tiba-tiba ada orang yang nembak dia di chat facebook.

“Aku juga nggak tau kenapa. Mungkin karena kamu cantik.”

Ijah semakin bingung. Dia mengambil cermin dan melihat wajahnya. Bulu hidung yang terlalu subur tumbuh sampai keluar dari hidungnya. Jerawat besar bertengger di sekujur wajahnya. Dengan wajah yang seperti ini, ada orang yang bilang dia cantik? dia semakin bingung. Secepat kilat ia membalas chat itu.

“Aku nggak cantik ko.”

“Nggak ada wanita cantik yang mengaku cantik.”

“Ko bisa sih suka sama aku? Kita kan belom pernah ketemu.”

“Suka tak butuh alasan. Jadi gimana, mau gak jadi pacar aku?”


Ijah terdiam sesaat. Membiarkan kotak chat itu kosong tanpa jawaban. Umurnya kini 24 tahun. Dan, selama itu pula ia belum pernah merasakan pacaran. Kini, ada yang mengajaknya berpacaran. Ia merasa bingung apa yang harus ia lakukan. Menolak dan kehilangan kesempatan punya pacar atau menerima dengan konsekuensi yang akan terjadi selanjutnya?

“Yaudah, aku mau jadi pacar kamu.”

“Jadi kita jadian nih?”

“Iya.”

“Oke sayang. Love you.”

Chat itu berujung pada saling menukar nomer handphone. Mereka pun melanjutkan kemesraan mereka yang baru mereka mulai, via sms.

Beberapa minggu Ijah dan pacar barunya berpacaran, mereka lalui bersama dengan rasa bahagia. Sampai tiba saatnya mereka bertemu. Ijah khawatir, jika sudah bertemu, pacar barunya akan meninggalkan dia karena tahu fisiknya yang kurang cantik.

“Nggak ko, sayang. Aku nggak akan berubah kalo kita udah ketemu. Aku akan tetep sayang sama kamu.” Begitu kata pacar baru Ijah. Cowok itu meyakinkan Ijah semampunya. Sampai Ijah luluh dan mau bertemu.

Mereka pun bertemu di taman dekat rumah Ijah. Ijah bahagia sekali, ternyata cowok yang dia pacarin nggak jelek-jelek amat. Cowok itu bertubuh kecil, kurus, dengan rambut potongan Andika Kangen band.

“Hey, ini aku Ijah.” Sapa Ijah saat melihat pacarnya. Cowok itu hanya terdiam, lalu sibuk mengutak atik handphonenya. Mereka bercengkrama sebentar karena cowok itu izin untuk langsung pergi. Dia beralasan bahwa ada urusan penting yang harus dia kerjakan. Ijah pun mengizinkan.

Semenjak pertemuan itu, sikap cowok itu agak berubah. Dia jadi jarang sms Ijah. Walau Ijah mengirim 10 sms sekalipun, cowok itu hanya membalasnya dengan “kenapa?”. Itu berjalan sampai beberapa hari. Ijah pun galau dan uring-uringan karena pacarnya jarang ada kabar. Dalam keadaan gundah gulana itu, Ijah mendapat sms dari pacarnya. Ia senang bukan kepalang karena akhirnya pacarnya mengirim sms kepadanya. Ia membuka sms itu penuh suka cita. Kemudian saat ia baca, tiba-tiba matanya berkaca-kaca, dadanya terasa nyeri. Seperti ada yang menusuk di relung hatinya. Pacar Ijah meminta untuk putus karena rasa sayangnya hilang. Ijah hanya bisa terpekur pasrah. Rasa yang sudah terlanjur terpupuk subur di dalam hatinya terpaksa harus ia matikan.

Yap, seperti itu kira-kira cinta dunia maya. Cinta yang mudah datang, namun cepat pula untuk pergi. Cinta yang sebenarnya bukan lah cinta. Loh? Cinta yang sebenarnya bukan cinta? Maksudnya gimana, far? Iya, itu hanya rasa “nafsu untuk memiliki” yang disalah artikan oleh mereka yang mengalaminya. Mereka dengan terburu-buru mengasumsikan bahwa itu adalah rasa cinta. Padahal itu hanya lah nafsu. Entah nafsu karena melihat parasnya di foto profil, nafsu karena mengagumi status-statusnya yang terlihat bijak, nafsu karena telah lama menjomblo, atau nafsu karena ingin membuktikan bahwa ia bisa menaklukkan wanita itu.  

Seperti contoh Ijah di atas. Cowok yang mengaku menyukainya rupanya mengalami “nafsu karena melihat paras Ijah di foto profil”. Sehingga tanpa pikir panjang, cowok itu merasa “untung-untungan” saat menembak Ijah. Istilahnya seperti “diterima sukur, gak diterima yaudah”. Dalam keadaan itu pun, lagi lagi pihak wanita lah yang menjadi korban. Kenapa? Karena wanita menggunakan perasaannya. Perasaannya lebih dominan ketimbang pikirannya. Tanpa pikir panjang ia membiarkan rasa sayang itu terpupuk indah di lubuk hatinya tanpa tahu bahwa si pria akan membunuh perasaan itu suatu saat kelak.


Cinta dunia maya, fenomena cinta yang menyerang segala usia yang bermain di dunia maya. Menjalin silaturahmi dengan orang-orang yang belum mereka kenal di luar sana. Dan tanpa sadar, mereka terjebak dalam cinta dunia maya. Cinta palsu yang mereka buat sendiri.

2 komentar:

  1. Bener tuh, cewek cantik gak pernah ngaku cantik. Yang ngaku cantin cuma cewek yang sok cantik.
    Btw, baru pertama kali ke sini. Salam kenal ya, Fara! :)

    BalasHapus
  2. Yap, betul :D . terimakasih udah mau berkunjung. salam kenal juga :D

    BalasHapus

Ngasih komentar di blog ini termasuk sedekah loh :p

© Coretan Kecil Seorang Jilbaber 2012 | Blogger Template by Enny Law - Ngetik Dot Com - Nulis