16 Jul 2014

Gue dan Kaka Kelas Itu

Apa yang lu lakuin saat ngeliat orang yang lu suka bermesraan dengan pacarnya di depan mata lu tanpa dosa? Padahal dia tau dengan jelas kalau lu suka sama dia? Kalau gue? Gue cakar-cakar tembok sambil nangis kejer dan berteriak “dunia ini nggak adil” :3

Kejadian ini pernah gue alamin sewaktu gue SMA. Gue suka sama kaka kelas. Dia gitaris di band yang dibentuk guru gue. Gue merupakan vokalnya. Awal pertemuan kita pun terkesan biasa. Dia tiba-tiba datang ke ruang musik dan langsung memainkan gitarnya. Gue terkesima untuk beberapa saat ketika dia mulai memetik gitarnya. Sumpah, keren banget banget.
 

Gue nyari info tentang dia, siapa namanya, kelas berapa, rumahnya di mana, dan dia jomblo atau nggak. Semua informasi itu gue dapet dari temen satu band sekaligus temen sekelas gue, sebut saja namanya Emak. Setelah tau semua informasi itu, gue jadi semangat untuk deketin kaka kelas itu. Tapi, gue masih belum tau apa yang harus gue lakukan mengingat gue nggak punya alat komunikasi seperti handphone. Pada akhirnya gue cuma mengagumi kaka kelas itu dari jauh.

Selama latihan band, gue selalu curi-curi pandang ke arah dia. Entah dia menyadari atau nggak. Band kami hanya terbentuk selama acara pensi. Usai pensi, kami berpisah kembali. Gue dengan grup marawis dan kaka kelas itu dengan band barunya.

Selama satu tahun gue mengagumi dia tanpa melihat yang lain. Hanya dia seorang yang gue suka dan kagumi. Sampai tiba di mana bokap gue bilang akan membelikan gue HP kalo gue bisa masuk IPA. Dari situ, gue merasa punya secercah harapan untuk bisa deketin kaka kelas dengan modal HP. Gue pun mulai belajar dengan giat agar bisa masuk IPA. Gue harus menaklukkan pelajaran yang gue gak suka, seperti Matematika, Kimia, Fisika, dan biologi. Sungguh pelajaran-pelajaran yang membuat kepala pusing tujuh keliling. Tapi, demi mendapatkan HP, demi bisa deket dengan kaka kelas itu, gue rela.

Singkat cerita, gue berhasil masuk IPA. HP yang dijanjikan bokap gue pun benar-benar terealisasikan. Gue mulai cari info tentang nomer HP kaka kelas itu. Dan... berhasil didapat. Lagi-lagi emak yang membantu gue untuk mendapatkan nomer kaka kelas itu.

Gue mencoba mengirim sms, tapi bingung apa gue harus mengaku kalau itu adalah gue? Dengan tololnya gue mengirim sms dan berpura-pura menjadi orang lain. Gue berpura-pura menjadi Andin, anak unit SMK yang lagi galau karena diputusin pacar. Sangking galaunya sampe mencet nomer nyasar dan mengirim sms agar mendapat teman curhat. Sungguh kebohongan yang bodoh. Kenapa juga waktu itu gue ngelakuin hal itu? -_-

Kami semakin akrab di SMS. Dia jadi sering nelpon gue pula hanya untuk mendengar suara gue. Katanya, suara gue renyah... krupuk kali renyah. Wkwkwk :v Dia juga beberapa kali menyanyikan lagu untuk gue sambil memainkan gitar, mmm maksud gue, untuk gue yang menyamar sebagai Andin. Sampai suatu ketika, dia nembak gue... Gue bingung. Dia nembak gue karena mengira gue Andin, yang mungkin dalam imajinasinya itu Andin adalah gadis bertubuh bagus, berwajah cantik, dan memiliki tinggi ideal. Padahal? Tetoooottt Andin hanyalah kebohongan gue.

Gue bingung, gue pun menceritakan hal itu ke Emak. Menurut Emak, gue harus segera jujur ke kaka kelas itu. Kalau dibiarkan, kebohongan gue akan menggunung. Lagi pula, mana enak jadian sama kaka kelas yang disuka sebagai orang lain, bukan sebagai diri sendiri. Akhirnya, gue putuskan untuk jujur kalau yang selama ini SMS dia adalah gue. Andin hanyalah tokoh imajinasi yang gue ciptakan untuk membohongi dia. Semata-mata karena gue pengen bisa deket sama kaka itu.

Nggak gue sangka, kaka itu marah. Dia ngucapin terima kasih karena udah membohonginya. Gue nyesel senyesel nyeselnya. Dia jadi ilfil.

Beberapa bulan berlalu, tiba-tiba gue lihat dia lagi berduaan dengan adik kelas di bawah tangga. Mereka tampak mesra. Dari situ gue tahu kalau kaka kelas itu udah jadian sama adik kelas bernama Mbo Ijah (nama samaran).

Hari-hari gue pun disuguhi pemandangan kemesraan mereka berdua. Entah itu memang disengaja oleh si kaka kelas atau memang takdir dari Allah yang membawa gue untuk selalu melihat kemesraan itu. Entahlah...

Rasanya hancur hati gue. Selama satu setengah tahun gue memendam rasa ke kaka itu, tapi dia malah memilih adik kelas yang baru aja masuk ke sekolah itu.


Nggak ada yang bisa gue lakuin saat itu kecuali menangis. Menyesali kebodohan gue sekaligus memikirkan apa yang membuat kaka itu lebih milih Mbo Ijah ketimbang gue. Tapi, meski begitu rasa suka gue nggak berkurang sedikitpun walau sesering apapun gue melihat kemesraannya dengan pacarnya itu.

3 komentar:

Ngasih komentar di blog ini termasuk sedekah loh :p

© Coretan Kecil Seorang Jilbaber 2012 | Blogger Template by Enny Law - Ngetik Dot Com - Nulis