“Hay, cantik. Aku kayanya suka deh sama kamu. Kamu mau nggak
jadi pacar aku?”
“Ko kamu bisa suka sama aku?” Ijah menggaruk-garuk
kepalanya. Dia merasa heran tiba-tiba ada orang yang nembak dia di chat
facebook.
“Aku juga nggak tau kenapa. Mungkin karena kamu cantik.”
Ijah semakin bingung. Dia mengambil cermin dan melihat
wajahnya. Bulu hidung yang terlalu subur tumbuh sampai keluar dari hidungnya.
Jerawat besar bertengger di sekujur wajahnya. Dengan wajah yang seperti ini,
ada orang yang bilang dia cantik? dia semakin bingung. Secepat kilat ia
membalas chat itu.
“Aku nggak cantik ko.”
“Nggak ada wanita cantik yang mengaku cantik.”
“Ko bisa sih suka sama aku? Kita kan belom pernah ketemu.”
“Suka tak butuh alasan. Jadi gimana, mau gak jadi pacar aku?”
Ijah terdiam sesaat. Membiarkan kotak chat itu kosong tanpa
jawaban. Umurnya kini 24 tahun. Dan, selama itu pula ia belum pernah merasakan
pacaran. Kini, ada yang mengajaknya berpacaran. Ia merasa bingung apa yang
harus ia lakukan. Menolak dan kehilangan kesempatan punya pacar atau menerima
dengan konsekuensi yang akan terjadi selanjutnya?
“Yaudah, aku mau jadi pacar kamu.”
“Jadi kita jadian nih?”
“Iya.”
“Oke sayang. Love you.”
Chat itu berujung pada saling menukar nomer handphone.
Mereka pun melanjutkan kemesraan mereka yang baru mereka mulai, via sms.
Beberapa minggu Ijah dan pacar barunya berpacaran, mereka
lalui bersama dengan rasa bahagia. Sampai tiba saatnya mereka bertemu. Ijah
khawatir, jika sudah bertemu, pacar barunya akan meninggalkan dia karena tahu
fisiknya yang kurang cantik.
“Nggak ko, sayang. Aku nggak akan berubah kalo kita udah
ketemu. Aku akan tetep sayang sama kamu.” Begitu kata pacar baru Ijah. Cowok
itu meyakinkan Ijah semampunya. Sampai Ijah luluh dan mau bertemu.
Mereka pun bertemu di taman dekat rumah Ijah. Ijah bahagia
sekali, ternyata cowok yang dia pacarin nggak jelek-jelek amat. Cowok itu
bertubuh kecil, kurus, dengan rambut potongan Andika Kangen band.
“Hey, ini aku Ijah.” Sapa Ijah saat melihat pacarnya. Cowok
itu hanya terdiam, lalu sibuk mengutak atik handphonenya. Mereka bercengkrama
sebentar karena cowok itu izin untuk langsung pergi. Dia beralasan bahwa ada
urusan penting yang harus dia kerjakan. Ijah pun mengizinkan.
Semenjak pertemuan itu, sikap cowok itu agak berubah. Dia
jadi jarang sms Ijah. Walau Ijah mengirim 10 sms sekalipun, cowok itu hanya
membalasnya dengan “kenapa?”. Itu berjalan sampai beberapa hari. Ijah pun galau
dan uring-uringan karena pacarnya jarang ada kabar. Dalam keadaan gundah gulana
itu, Ijah mendapat sms dari pacarnya. Ia senang bukan kepalang karena akhirnya
pacarnya mengirim sms kepadanya. Ia membuka sms itu penuh suka cita. Kemudian
saat ia baca, tiba-tiba matanya berkaca-kaca, dadanya terasa nyeri. Seperti ada
yang menusuk di relung hatinya. Pacar Ijah meminta untuk putus karena rasa
sayangnya hilang. Ijah hanya bisa terpekur pasrah. Rasa yang sudah terlanjur
terpupuk subur di dalam hatinya terpaksa harus ia matikan.
Yap, seperti itu kira-kira cinta dunia maya. Cinta yang
mudah datang, namun cepat pula untuk pergi. Cinta yang sebenarnya bukan lah
cinta. Loh? Cinta yang sebenarnya bukan cinta? Maksudnya gimana, far? Iya, itu
hanya rasa “nafsu untuk memiliki” yang disalah artikan oleh mereka yang
mengalaminya. Mereka dengan terburu-buru mengasumsikan bahwa itu adalah rasa cinta.
Padahal itu hanya lah nafsu. Entah nafsu karena melihat parasnya di foto profil,
nafsu karena mengagumi status-statusnya yang terlihat bijak, nafsu karena telah
lama menjomblo, atau nafsu karena ingin membuktikan bahwa ia bisa menaklukkan
wanita itu.
Seperti contoh Ijah di atas. Cowok yang mengaku menyukainya
rupanya mengalami “nafsu karena melihat paras Ijah di foto profil”. Sehingga
tanpa pikir panjang, cowok itu merasa “untung-untungan” saat menembak Ijah.
Istilahnya seperti “diterima sukur, gak diterima yaudah”. Dalam keadaan itu
pun, lagi lagi pihak wanita lah yang menjadi korban. Kenapa? Karena wanita
menggunakan perasaannya. Perasaannya lebih dominan ketimbang pikirannya. Tanpa
pikir panjang ia membiarkan rasa sayang itu terpupuk indah di lubuk hatinya
tanpa tahu bahwa si pria akan membunuh perasaan itu suatu saat kelak.
Cinta dunia maya, fenomena cinta yang menyerang segala usia
yang bermain di dunia maya. Menjalin silaturahmi dengan orang-orang yang belum
mereka kenal di luar sana. Dan tanpa sadar, mereka terjebak dalam cinta dunia
maya. Cinta palsu yang mereka buat sendiri.
Bener tuh, cewek cantik gak pernah ngaku cantik. Yang ngaku cantin cuma cewek yang sok cantik.
BalasHapusBtw, baru pertama kali ke sini. Salam kenal ya, Fara! :)
Yap, betul :D . terimakasih udah mau berkunjung. salam kenal juga :D
BalasHapus