Free sex merupakan budaya negatif yang berkembang di negara
barat. Namun, perlahan tapi pasti, budaya itu berkembang pula di negara bagian
timur, contohnya Jepang. Menurut survei yang gue cari di internet, 94% gadis di
Jepang sudah kehilangan keperawanannya. Kebanyakan mereka melakukannya pertama
kali ketika mereka duduk di bangku sekolah menengah atas. Dan, di Indonesia
sendiri free sex mulai gue rasakan menjamur ketika gue masih duduk di kelas 2
SMA. Entah gue yang memang telat melihat dunia, atau memang mulai menjamur pada
saat itu. Entahlah. Yang pasti, itu yang gue rasakan. Apalagi kini timbul
istilah “cabe-cabean”. Gadis belia yang masih terbilang ABG (anak baru gede)
yang sudah memberikan keperawanannya untuk pacarnya atau untuk om om hidung
belang yang akan membayarnya. Tercatat sekitar 32% remaja putri di Jakarta, Surabaya, dan Yogya sudah kehilangan keperawanannya. Angka yang mungkin terlihat kecil jika dibandingan dengan Jepang, tapi amat mencengangkan mengingat Indonesia merupakan negara dengan budaya timur.
Nggak heran mengapa banyak gadis yang akhirnya terjebak
dalam hubungan penuh nafsu itu. Dan pada akhirnya membiarkan dirinya terus
nyemplung dalam free sex. Karena wanita mudah dirayu. Apalagi untuk wanita
wanita yang masih polos. Yang masih belum mampu berpikir dengan logika. Hanya
dengan perasaannya saja.
Gue sendiri memiliki kisah tentang hal ini. Pertama kali gue
ditawarin melakukan hal itu sama pacar pertama gue ketika gue duduk di bangku
kelas 2 SMA. Agak mengejutkan buat gue. Kenapa? Karena gue baru pertama kali
pacaran. Belom pernah ada satu orang pun yang mengajak gue melakukan hal
terlarang itu.
Dia mengajak gue melakukan hal itu, untuk membuktikan cinta
gue. Iya. Dia meragukan cinta gue dan butuh bukti. Bukti yang menurut dia
akurat adalah menyerahkan keperawanan gue. Betapa syoknya gue waktu itu. Tapi,
gue menolak. Gue bilang ke dia, masih banyak bukti yang lebih baik dari itu.
Awalnya dia memaklumkan. Dan nggak pernah meminta hal hal aneh lagi ke gue.
Untungnya lagi, rumah gue dan dia jauh. Kami LDR-an. Jadi, kami jarang banget
bisa bertemu. Sekalinya bertemu, kami bertemu di mall dan sekedar makan siang.
Sampai suatu ketika, dia minta putus dengan alasan nggak kuat
LDR-an. Karena gue masih cinta, gue nggak mau dong diputusin gitu aja dengan
alasan LDR. Gue mohon-mohon sama dia untuk gak mutusin gue. Dia bilang, dia gak
akan mutusin gue kalau gue mau ML sama dia. Dia akan berusaha bertahan dengan
hubungan LDR jika gue mau melakukan hal itu dengan dia. Gue bingung saat itu...
di satu sisi gue sayang dia, nggak mau kehilangan dia. Di lain sisi pula, gue
nggak mau kehilangan mahkota kebanggaan para gadis, nggak mau mendapat dosa. Tapi, entah setan apa yang merasuki gue... gue
hampir menyetujui apa yang pacar gue tawarkan.
Hati dan otak gue seakan sedang bertengkar hebat. Si hati
bilang “setujui aja supaya lo bisa terus bersama dia. lo cinta kan sama dia?”
sedangkan si otak bilang, “Pikirin masa depan lo, bagaimana nantinya lo
mempertanggungjawabkannya di depan Tuhan lo kelak. Pikirkan pula bagaimana
orangtua lo nanti. Bayangkan senyum mereka, senyum yang seharusnya senyum bangga
karena memiliki anak seperti lo. Jika lo lakuin itu, lengkungan senyum itu akan
berganti menjadi lengkungan kesedihan. Mereka akan kecewa sama lo. Nggak ada
yang bisa membuat mereka bangga lagi dari diri lo.”
Akhirnya, dengan mantap tanpa goyahan lagi, gue pun
membatalkan niat gue untuk menyetujui tawaran cowo gue. Gue langsung menemui
cowo gue dan bilang kalau gue menolak, gue jadikan pertemuan itu sebagai
pertemuan terakhir kami. Gue pikir dia akan marah-marah, ternyata dia malah menanggapinya
dengan enteng dan mengatakan bahwa dia udah punya pacar lagi. Dia juga
menjelaskan bahwa pacar barunya itu nurut banget sama dia, berbeda jauh sama
gue. Hancur lebur perasaan gue. Walau begitu, gue bersyukur karena gue berhasil
mempertahankan mahkota gue. Allah masih menyayangi gue.
Pengalaman gue nggak hanya itu, beberapa kali gue pacaran
dengan cowok yang juga mengajak gue ML. Mereka memiliki alasan yang berbeda,
ada yang beralasan “Cuma pengen nyobain”, ada yang “butuh bukti cinta”, dan ada
pula yang “ingin mengikat si wanita agar nggak mutusin dia ke depannya.” Setiap itu pula gue menolak dan lebih memilih untuk putus, ketimbang harus bersama dengan cowok yang nggak bisa menghargai seorang wanita.
Dan, sekali lagi gue ucapkan alhamdulillah, karena gue bisa
mempertahankan mahkota gue sampai saat ini. Itu semua berkat “pikiran”, jika
saja setiap kali diajak gue hanya menggunakan perasaan gue, jika saja gue hanya
memikirkan diri gue sendiri tanpa memikirkan perasaan orangtua gue, mungkin
saat ini gue udah menyerahkan mahkota gue.
Untuk kalian para gadis, kalian harus bisa menggunakan hati
dan pikiran secara beriringan. Ketika diajak melakukan hal negatif oleh
pasangan kalian, kalian harus gunakan pikiran, singkirkan dulu hati kalian.
Kalian harus bisa tega. Jangan hanya pikirkan diri kalian, tapi pikirkan juga
orangtua kalian. Bagaimana perasaan mereka. Itu kunci utamanya. ketika pikiran
kalian hanya memikirkan kerugian diri kalian sendiri tanpa memikirkan perasaan
orang-orang di sekeliling kalian, terutama orangtua kalian, pertahanan kalian
tidak akan kokoh. Kalian akan mudah goyah ketika pasangan kalian terus membujuk
dan merayu.
Dengan memikirkan perasaan orang-orang di sekeliling kita,
maka pertahanan pikiran kita akan lebih kokoh ketimbang hanya memikirkan diri
sendiri.
So, guys... be smart girl ^_^
gilaaaak, horor banget tulisannyee. hhahah
BalasHapusternyata serem yak. yah, begitulah cowo, ngajak begituan dengan alasan, buat buktiin cintanya lah, buat nyoba'' aja lah, yang cowo itu emang kurangajar lah pokoknya. makanya gue ga suka sama cowo. hiiih~
tapi, gue baru tau loh, lo pernah diajak begituan. ngajaknya udah kyak maen petak umpet lagi. seharusnya lo tabok dulu tuh orangnya.
Beuuuhh.. harusnya nggak cuma ditabok dulu. Tapi, gue patahin dulu lehernya. Sekalian puter palanya jadi ngadep belakang, biar gak bisa indehoy ama bininya nanti :v tapi, sayang sekali... itu gak gue lakuin. huuff
BalasHapussyukur alhamdulillah kalau lu masib bisa ngejaga virgin lu smpai saat ini
BalasHapusjd makin mantep ajh dah hhaa
Wahh itu hati lu udah terjerumus genjutsu ka ( wakakaka naruto again) wkwkwk tapi hebat lu, gue salut, bisa taklukin hati lu dengan otak / logika lu (y)
BalasHapusgue yakin kalo lo nge 'iya' in si doi, pasti abis ml langsung di tinggal
BalasHapusipull: iya, alhamdulillah buanget :3 . mantep apaan? -_-
BalasHapusHenry: hahaha ngapa jadi nyasar ke Naruto :v
Hamzah: Yap, betul. Nggak gue "iya"-in aja, dia tau tau udah punya pacar. Untung gue gak bodoh bodoh amat :v . alhamdulillah :3
Hebat
BalasHapusnih gw kasih tau, Sekali lu kehilangan Mahkota lu,, otomatis lu bakal ngelakuin hal itu berkali2 bahkan bakalan ngelakuin hal bgitu sering :v
BalasHapusWah sayang.... pdhl enak bgd smbil goyang2
BalasHapus