Apa yang lu lakuin saat
ngeliat orang yang lu suka bermesraan dengan pacarnya di depan mata lu tanpa
dosa? Padahal dia tau dengan jelas kalau lu suka sama dia? Kalau gue? Gue cakar-cakar
tembok sambil nangis kejer dan berteriak “dunia ini nggak adil” :3
Kejadian ini pernah gue alamin
sewaktu gue SMA. Gue suka sama kaka kelas. Dia gitaris di band yang dibentuk
guru gue. Gue merupakan vokalnya. Awal pertemuan kita pun terkesan biasa. Dia
tiba-tiba datang ke ruang musik dan langsung memainkan gitarnya. Gue terkesima
untuk beberapa saat ketika dia mulai memetik gitarnya. Sumpah, keren banget
banget.
Gue nyari info tentang dia,
siapa namanya, kelas berapa, rumahnya di mana, dan dia jomblo atau nggak. Semua
informasi itu gue dapet dari temen satu band sekaligus temen sekelas gue, sebut
saja namanya Emak. Setelah tau semua informasi itu, gue jadi semangat untuk
deketin kaka kelas itu. Tapi, gue masih belum tau apa yang harus gue lakukan
mengingat gue nggak punya alat komunikasi seperti handphone. Pada akhirnya gue cuma
mengagumi kaka kelas itu dari jauh.
Selama latihan band, gue
selalu curi-curi pandang ke arah dia. Entah dia menyadari atau nggak. Band kami
hanya terbentuk selama acara pensi. Usai pensi, kami berpisah kembali. Gue
dengan grup marawis dan kaka kelas itu dengan band barunya.
Selama satu tahun gue mengagumi
dia tanpa melihat yang lain. Hanya dia seorang yang gue suka dan kagumi. Sampai
tiba di mana bokap gue bilang akan membelikan gue HP kalo gue bisa masuk IPA.
Dari situ, gue merasa punya secercah harapan untuk bisa deketin kaka kelas
dengan modal HP. Gue pun mulai belajar dengan giat agar bisa masuk IPA. Gue
harus menaklukkan pelajaran yang gue gak suka, seperti Matematika, Kimia,
Fisika, dan biologi. Sungguh pelajaran-pelajaran yang membuat kepala pusing
tujuh keliling. Tapi, demi mendapatkan HP, demi bisa deket dengan kaka kelas
itu, gue rela.
Singkat cerita, gue berhasil
masuk IPA. HP yang dijanjikan bokap gue pun benar-benar terealisasikan. Gue
mulai cari info tentang nomer HP kaka kelas itu. Dan... berhasil didapat.
Lagi-lagi emak yang membantu gue untuk mendapatkan nomer kaka kelas itu.
Gue mencoba mengirim sms,
tapi bingung apa gue harus mengaku kalau itu adalah gue? Dengan tololnya gue
mengirim sms dan berpura-pura menjadi orang lain. Gue berpura-pura menjadi
Andin, anak unit SMK yang lagi galau karena diputusin pacar. Sangking galaunya
sampe mencet nomer nyasar dan mengirim sms agar mendapat teman curhat. Sungguh
kebohongan yang bodoh. Kenapa juga waktu itu gue ngelakuin hal itu? -_-
Kami semakin akrab di SMS.
Dia jadi sering nelpon gue pula hanya untuk mendengar suara gue. Katanya, suara
gue renyah... krupuk kali renyah. Wkwkwk :v Dia juga beberapa kali menyanyikan
lagu untuk gue sambil memainkan gitar, mmm maksud gue, untuk gue yang menyamar
sebagai Andin. Sampai suatu ketika, dia nembak gue... Gue bingung. Dia nembak
gue karena mengira gue Andin, yang mungkin dalam imajinasinya itu Andin adalah
gadis bertubuh bagus, berwajah cantik, dan memiliki tinggi ideal. Padahal? Tetoooottt
Andin hanyalah kebohongan gue.
Gue bingung, gue pun
menceritakan hal itu ke Emak. Menurut Emak, gue harus segera jujur ke kaka
kelas itu. Kalau dibiarkan, kebohongan gue akan menggunung. Lagi pula, mana
enak jadian sama kaka kelas yang disuka sebagai orang lain, bukan sebagai diri
sendiri. Akhirnya, gue putuskan untuk jujur kalau yang selama ini SMS dia
adalah gue. Andin hanyalah tokoh imajinasi yang gue ciptakan untuk membohongi
dia. Semata-mata karena gue pengen bisa deket sama kaka itu.
Nggak gue sangka, kaka itu
marah. Dia ngucapin terima kasih karena udah membohonginya. Gue nyesel senyesel
nyeselnya. Dia jadi ilfil.
Beberapa bulan berlalu,
tiba-tiba gue lihat dia lagi berduaan dengan adik kelas di bawah tangga. Mereka
tampak mesra. Dari situ gue tahu kalau kaka kelas itu udah jadian sama adik
kelas bernama Mbo Ijah (nama samaran).
Hari-hari gue pun disuguhi
pemandangan kemesraan mereka berdua. Entah itu memang disengaja oleh si kaka
kelas atau memang takdir dari Allah yang membawa gue untuk selalu melihat
kemesraan itu. Entahlah...
Rasanya hancur hati gue.
Selama satu setengah tahun gue memendam rasa ke kaka itu, tapi dia malah
memilih adik kelas yang baru aja masuk ke sekolah itu.
Nggak ada yang bisa gue
lakuin saat itu kecuali menangis. Menyesali kebodohan gue sekaligus memikirkan
apa yang membuat kaka itu lebih milih Mbo Ijah ketimbang gue. Tapi, meski
begitu rasa suka gue nggak berkurang sedikitpun walau sesering apapun gue
melihat kemesraannya dengan pacarnya itu.
Jadi apes sendiri nih ceritanya?
BalasHapusHahaha, iya apes karena diri sendiri
BalasHapusFTV SCTV -_-
BalasHapus