Usaha Pencabulan itu....

Beberapa waktu yang lalu gue baca berita tentang empat pelajar SMP di cirebon yang hendak melakukan pencabulan. Yang belom tau beritanya cek web ini >>> http://nasional.rimanews.com/kriminal/read/20140829/170483/Cirebon-Geger-Empat-Siswa-SMP-Cabuli-Siswi-Berjilbab-

Karena berita itu, tiba-tiba gue teringat pengalaman buruk yang pernah menimpa gue. Kejadiannya udah lumayan lama. Sekitar empat tahun yang lalu. Saat itu gue lagi keranjingannya nyari temen di facebook, dari facebook itu lah gue dapet kenalan anak STM. Dia juga suka mengikuti majelis ta’lim. Gue kagum sama dia karena status statusnya selalu tentang agama. Dari situ lah gue menilai dia remaja yang alim walau STM identik dengan anak-anak begajulan yang suka tawuran.

Di liat dari foto profilnya pun dia lumayan tampan. Dengan wajah ke-arab-an. Hidung mancung, mata agak belo, dan kulit sawo matang. Saat itu foto profilnya menggunakan peci dan baju koko. Siapa coba cewek yang nggak terkesima dengan cowok yang seperti itu. Yakan?

Setelah berkenalan di facebook, kami pun bertukar nomer hape. Kemudian dia mengajak gue ketemuan. Gue pun meng’iya’kan ajakannya. Kami bertemu di depan SMPN 13 seusai gue pulang kuliah. Gue pikir dia dateng sendirian. Ternyata dia dateng bersama temen STM-nya yang lain. Ada sekitar tiga orangan yang dateng.

Usai bertemu, gue langsung pamit pulang karena takut nyokap nyariin kalau gue pulang telat tanpa ada kabar. Dia menawarkan diri untuk mengantar gue pulang, awalnya gue menolak karena gue ngerasa gak enak. Tapi, dia memaksa. Akhirnya gue pun mengizinkan dia untuk mengantar gue pulang. Gue dibonceng temennya yang masih kosong jok motornya.

Saat di perjalanan, tiba-tiba gue sadar jalan yang kami lalui bukan jalan menuju rumah gue. Gue protes dan bertanya tanya, hendak dibawa kemana gue. Tapi yang membonceng gue hanya tertawa-tawa. Temen kenalan gue berjalan di depan motor yang gue tumpangi. Alhasil gue nggak bisa berkomunikasi dengan dia untuk mempertanyakan hal itu. Gue berusaha membuat motor itu berhenti dengan segala cara. Gue pukul pukul badan orang yang membonceng gue itu. Gue cubitin. Gue meraung-raung supaya dia iba, tapi bukannya memberhentikan motornya, dia malah makin mempercepat laju motornya.

kami tiba di sebuah lahan yang hanya ada satu rumah di dalamnya. Lokasinya di jalan mampang. Sesampainya kami di rumah tersebut, gue liat banyak anak STM ngumpul sambil minum dan main gitar. Gue kaget karena gue pikir hanya akan ada kami berempat di rumah tersebut. Saat gue berdiri di pintu rumah itu, gue dikejutkan dengan sesosok gadis SMA yang sedang membereskan bajunya yang berantakan. Dari situ gue berpikir dia habis melakukan perbuatan mesum dengan pacarnya yang mungkin merupakan si pemilik rumah.

Gue dipersilahkan untuk duduk. Kaki gue masih gemetaran karena habis diajak ngebut. Rasanya gue gak kuat berdiri. Gue ditawarin minum, tapi gue menolak karena gue takut minuman itu bukan minuman biasa. Gue pengen kabur, tapi kaki gue masih gemetar dan gak kuat untuk berdiri. Jadi, gue putuskan untuk beristirahat sejenak sambil mencari waktu yang tepat untuk kabur.

Tiba-tiba temen facebook gue itu hendak memeluk gue, gue langsung berdiri. Dia ikut berdiri, lalu berusaha mencium gue, gue melakukan perlawanan sebisa gue dengan memukulinya. Teman-temannya yang lain yang melihat aksi temen facebook gue itu hanya tertawa-tawa.

Dia masih berusaha untuk meraih gue, gue terus melakukan perlawanan sebisa gue, gue gak bisa kabur begitu aja karena kaki gue masih gak kuat untuk diajak jalan, selain itu banyak teman-temannya di depan. Otomatis jika gue berusaha kabur saat itu, gue bakal tertangkap oleh teman-temannya. Alhamdulillah dia gak berhasil mencium gue atau menyentuh daerah-daerah sensitif di tubuh gue.

Mungkin karena kasian melihat gue, ada salah satu anak STM yang buka suara “udah, bro kasian. Jangan kaya gitu lah.” Gue pikir semua anak STM yang ada di situ brengsek semua, tapi ternyata nggak. Temen facebook gue yang berusaha mencabuli gue itu kesal karena gue menonjok dan menendang dia terus-terusan.  Dia juga terlihat udah males berusaha nyentuh gue karena gue terus melawan. Dia pun melepas gue dan menyuruh temannya yang buka suara tadi itu untuk mengantar gue pulang. “ah, capek gue. Lo bawa pulang gih nih cewe. Nggak asik banget nggak bisa diapa-apain.”

Anak STM yang buka suara itu langsung membawa gue pulang dan meminta maaf atas perlakuan teman-temannya ke gue. Sepanjang perjalanan dia bercerita bahwa teman-temannya memang terbiasa seperti itu, setiap pulang sekolah mereka kumpul di sana. Setiap dari mereka membawa cewe secara bergantian untuk “dipake”secara bergilir. Dia dan dua temannya yang lain hanya ikut nongkrong saja dengan bermain gitar. Itu sih menurut penuturan dia. Nggak tau deh dia beneran gak ikutan “make” cewe bergiliran atau nggak.

Kalau diinget-inget, gue dulu tolol banget. Wkwkwk mao aja gitu percaya sama temen kenalan facebook hanya karena statusnya dan foto profilnya selalu berkaitan dengan agama. Terlihat alim, tapi ternyata wakwaw.... hiihhh, ngeri. Dari situ lah gue jadiin pengalaman gue itu sebagai pembelajaran untuk nggak langsung percaya dengan orang-orang yang kerjaannya update status tentang agama. Bisa saja itu hanya kedok agar bisa memancing mangsanya.

Jaman sekarang sudah semakin jahiliah lagi. Bahkan agama kini dijadikan kedok untuk mendapatkan mangsa. Merayu dengan tampilan koko dan peci, berkata manis seakan ilmu agamanya tinggi. Apalagi mereka masih muda, berusia belasan tahun, tapi sudah pandai berbuat mesum. Na'udzubillahiminzalik. Berjilbab tidak berjilbab bukan ukuran bagi mereka untuk mencari mangsa. Yang penting mereka puas dan mendapatkannya secara gratis. Astaghfirullah... sumpah serem banget. 

So, buat cewek-cewek... lebih berhati hati ya kalo dapet kenalan. Jangan mao begitu aja diajak kemana mana sama cowok yang baru kalian kenal beberapa hari atau beberapa minggu atau beberapa bulan. Kenali dulu cowok itu. Jangan sampe kejadian seperti yang gue alami menimpa kalian.